UNTAMA KOBAR

10/08/2011

Profile


Syahrudi, SE, lahir di Pangkalan Bun tanggal 05 Maret 1970. Setelah tamat dari SMEA Karya Pangkalan Bun tahun 1989-1990, melanjutkan pendidikan di pulau jawa pada Fakultas Ekonomi, Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangungan Universitas Tidar magelang dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Tahun 1996 Menikah dengan Indah Nurhayati, SE dan saat ini telah dikurunia 2 orang putri yaitu: Anisa Istiqomah dan Najwa Nur ‘Azizzah.
Tahun 1997 saya tercatat sebagai Dosen Sekolah Tinngi Ilmu Ekonomi (STIEN) Pangkalan Bun dari tahun 1997 – 2008 setelah itu penggabungan ( Merger) dua perguruan tinggi STIEN dan STIH sampai Menjadi Universitas Antakusuma (UNTAMA) Pangkalan Bun sampai sekarang saya masih dipercaya sebagai dosen di Universitas tersebut memegang mata kuliah Ekonomi Internasional dan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan dan menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) tenaga pengajar di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga sebagai Pelaksana Tugas kepala Sekolah pada SMP Negeri 8 Arut Selatan Kabupaten Kotawaringin Barat.
Sekarang masih melanjutkan study lagi kejenjang yang lebih tinggi di Universitas Darwan Ali ( UNDA ) Sampit masih semester dua Insyaallah tahun 2012 selesai untuk mendapatkan gelar Megister Manajemen.

10/07/2011

Makna Belajar

Setiap orang belajar. Anak-anak, mahasiswa, bahkan orang tua tak terkecuali. Setiap manusia belajar dengan caranya sendiri. Ada yang belajar dengan cara menghadiri
perkuliahan, ada yang banyak membaca buku apa saja, serta ada yang belajar dari cerita dan pengalaman hidup orang. Belajar merupakan tradisi umat manusia.

Sebagai seorang mahasiswa, apa yang terbayang di benak Anda ketika mendengar kata belajar? Mungkin jawabannya bisa berbeda-beda. Tergantung cara pandang kita terhadap belajar itu sendiri. Sebagian membayangkan duduk dan mendengarkan ucapan dosen sambil mengantuk. Tugas-tugas yang bertumpuk. Ancaman mendapat nilai rendah atau malah di-DO.

Setidaknya ada beberapa hal yang disepakati. Pertama belajar bukanlah pekerjaan yang meyenangkan. Kedua belajar Anda lakukan seringkali karena terpaksa. Apakah terpaksa lulus, atau terpaksa supaya dapat ijazah. Belajar menjadi kehilangan maknanya.
Boleh saja Anda membantah pemyataan di atas. Tapi saya akan membuktikan bahwa Anda tidak lebih baik dan seorang bayi yang juga belajar seperti Anda.

Pernahkah Anda memperhatikan seorang bayi belajar berjalan? Dengan keberanian yang dimilikinya, ia melangkahkan kaki selangkah demi selangkah. Namun apa hendak dikata bayi tersebut jatuh tersungkur. Tapi, ia pantang menyerah. Tersungkur satu kali, dua kali, bahkan puluhan kali tidak membuatnya jera untuk terus melangkah dan melangkah. Akhirnya, dalam waktu yang relatif singkat sang bayi sudah dapat berjalan sendiri.

Bagaimanakah bayi tersebut bisa belajar berjalan dengan sukses? Pertanyaan ini cukup menarik untuk dijawab. Seorang bayi tidak pernah diinstruksikan oleh orang tuanya atau siapa saja untuk belajar berdiri tegak, menjaga keseimbangan, atau menyuruhnya berjalan pelan-pelan supaya tidak jatuh. Tidak, sekali-kali tidak. Bayi tidak pernah diberi bimbingan macam-macam. Padahal berjalan adalah suatu kegiatan kompleks yang merupakan gabungan dari koordinasi gerak tubuh, keseimbangan dan kestabilan. Bayi itu temyata berhasil melakukan tugas sulit tersebut tanpa mendapatkan petunjuk teknis yang dibutuhkan.





Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites